Fatamorgana 2
Ini hari kedua, hubungan kami berakhir begitu saja.
aku tidak lagi merasakan sakit, aku tidak lagi merasakan sedih, yang aku rasakan hanyalah hampa.
Kami sama - sama dari anak pertama, kami sama - sama angkuh, keras kepala, dan juga egois. aku tidak tahu siapa yang lebih egois atau siapa yang lebih keras kepala. yang hanya ingin kupedulikan bagaimana menangkis sedikit ego kami masing - masing untuk hubungan yang tadinya kami inginkajn panjang.
sayangnya, hanya aku yang menginginkannya.
waktu menunjukkan pukul 12.30, aku menulis ini ketika aku masih ada dikantor. 14 jam kami putus, namun rasanya aku sudah tidak sanggup untuk sendiri. katakanlah aku terlalu berlebihan. Jangan salahkan seseorang jika terlalu mencintai orang lain, setiap manusia tak akan mampu mengatur perasaannya.
aku pernah mencatat dilog ini tentang 'Ruang Sendiri' yang sekarang aku menyesal telah mengatakannya. Ternyata berdua dengannya lebih membahagiakan. Tidak, aku ingin ruang sendiri itu tapi bukan berarti aku kehilangannya lalu sendirian. Entahlah, aku mendadak diam pada semua orang, tertawa saat seseorang berusaha melakukan hal yang lucu, tersenyum, ketika seseorang menyapaku. Yang pada akhirnya, aku hanya ingin diam.
Pagi tadi, dengan segenap hati aku mengirimklan pesan padanya, pesan yang mengatakan, "Aku masih belum sanggup untuk kehilangannya." Tapi dia hanya mengacuhkannya begitu saja, aku tidak ingin berpikir yang buruk, namun aku juga tidak ingin berharap hal yang baik.
Yah, sampai detik ini, aku masih mencintainya, namun aku tetap dipaksa untuk melepaskannya. sanggupkah aku?
aku tidak lagi merasakan sakit, aku tidak lagi merasakan sedih, yang aku rasakan hanyalah hampa.
Kami sama - sama dari anak pertama, kami sama - sama angkuh, keras kepala, dan juga egois. aku tidak tahu siapa yang lebih egois atau siapa yang lebih keras kepala. yang hanya ingin kupedulikan bagaimana menangkis sedikit ego kami masing - masing untuk hubungan yang tadinya kami inginkajn panjang.
sayangnya, hanya aku yang menginginkannya.
waktu menunjukkan pukul 12.30, aku menulis ini ketika aku masih ada dikantor. 14 jam kami putus, namun rasanya aku sudah tidak sanggup untuk sendiri. katakanlah aku terlalu berlebihan. Jangan salahkan seseorang jika terlalu mencintai orang lain, setiap manusia tak akan mampu mengatur perasaannya.
aku pernah mencatat dilog ini tentang 'Ruang Sendiri' yang sekarang aku menyesal telah mengatakannya. Ternyata berdua dengannya lebih membahagiakan. Tidak, aku ingin ruang sendiri itu tapi bukan berarti aku kehilangannya lalu sendirian. Entahlah, aku mendadak diam pada semua orang, tertawa saat seseorang berusaha melakukan hal yang lucu, tersenyum, ketika seseorang menyapaku. Yang pada akhirnya, aku hanya ingin diam.
Pagi tadi, dengan segenap hati aku mengirimklan pesan padanya, pesan yang mengatakan, "Aku masih belum sanggup untuk kehilangannya." Tapi dia hanya mengacuhkannya begitu saja, aku tidak ingin berpikir yang buruk, namun aku juga tidak ingin berharap hal yang baik.
Yah, sampai detik ini, aku masih mencintainya, namun aku tetap dipaksa untuk melepaskannya. sanggupkah aku?
Komentar
Posting Komentar