Ibu




aku pikir aku sekuat ibu
aku kira aku sehebat ibu
namun aku salah, bahkan kekuatanku tak ada setengahnya dengan kekuatan ibuku. dan juga kehebatanku tak sebanding dengan kehebatan ibuku. aku hanya gadis biasa yang tak bisa apa-apa jika tak ada ibuku. aku bagaikan daun yang tak bisa berdiri tegak jika tanpa adanya batang yang menopangnya.

apa bisa aku melihat dunia luar jika ibuku tak bersedia menggendongku?
aku tak akan bisa berjalan jika ibuku taj menuntunku, menopang kedua tanganku dengan tangannya yang lembut.
aku tak akan bisa berbicara jika ibuku tak mengucap kata manis yang harus aku tirukan.
aku tak akan bisa membaca dan menulis jika ibuku tak mau melatih atau mengajariku dengan sabar.
bahkan aku akan mati kelaparan jika ibuku tak mau memberikan sebotol susu untukku.

aku tak bisa melakukan apapun tanpa mereka. aku tak sanggup berdiri jika tanpa mereka disisiku. diumurku yang sudah mencapai 17 tahun, aku masih membutuhkan ibu. tak peduli jika umurku sudah mencapai 25 tahun atau 30 tahun nantinya, aku masih sangat membutuhkan beliau. sedewasa apapun aku, ibuku tak akan pernah membiarkanku sendiri, aku juga tak akan bisa benar-benar lepas dari ibuku.

ketika hari lahirku datang, dimana ibuku bisa berbahagia dan merayakan ulang tahunku. disaat itulah aku bersedih, sangat bersedih. karna disaat umurku bertambah itu artinya ibuku semakin tua. jika ibuku semakin tua, itu artinya ibuku semakin lemah. aku tak ingin membayangkan tubuh ibuku yang semakin rapuh.

tapi bagaimana jika ibuku pergi?
apa aku masih bisa bernafas?
apa aku masih bisa berjalan?
apa aku masih bisa makan?
apa yang bisa dilakukan gadis rapuh sepertiku?

setiap malam aku selalu berdoa agar ibuku selalu diberi kesehatan. aku tidak terima jika ibuku sakit, bagaimana mungkin? ibuku selalu menjaga kesehatanku, mengatur asupan makanku setiap harinya. sedangkan aku membiarkan ibuku sakit? itu konyol. aku tak ingin ibuku sakit!

terkutuklah aku Tuhan..
aku mengangis menyesalkan kedurhakaanku
aku merintih menyesal..
apakah air mataku berarti?
apakah rasa sesalku bisa diperhitungkan?
apakah bisa aku merubah diriku?

aku tak sanggup melihat ibuku pergi. jangan biarkan ibuku pergi, biarkanlah ibuku tetap bersamaku. biarkan aku yang menuntun ibuku berjalan seperti ketika ibu menuntunku berjalan diwaktu kecil. biarkan aku yang menyuapkan sesendok nasi untuk ibuku, sama seperti ketika ibuku menyuapkan sesendok bubur ketika aku tak mampu makan sendiri. biarkan aku yang memperlihatkan dunia yang baru, dunia modern yang canggih dengan segala hal, dan aku akan menujukannya pada ibuku.

izinkan aku Tuhan..
izinkan gadis rapuh ini menjaga ibunya..

Komentar